Jumat, 27 Januari 2012

Tawuran di Kalangan Pelajar : Warisan Budaya Memalukan di Indonesia


    Negara Indonesia memang dikenal sebagai negara yang memiliki banyak warisan budaya yang bagus dan indah sehingga memikat mampu memikat para wisatawan dari berbagai penjuru dunia, untuk datang menyaksikan keaneragaman warisan budaya Indonesia yang begitu indah dan menarik ini. Namun, sangat disayangkan, selain menyimpan banyak warisan budaya yang bagus dan mengagumkan para wisatawan, negara ini juga menyimpan satu budaya yang memalukan, yakni budaya tawuran antar pelajar. Dari lapisan masyarakat tingkat paling atas hingga masyarakat tingkat paling bawah, kerap mempertontonkan aksi perilaku buruk itu. Elit politik saling mengumbar caci maki di media, pejabat yang suka adu jotos, serta tawuran antar warga desa, seakan menjadi tradisi turuh-menurun di Indonesia. Jadi, jangan heran, jika sekarang, para pelajar pun jadi ikut-ikutan untuk mengikuti budaya tawuran tersebut.

    Namun, belakangan ini, aksi tawuran pelajar tidak hanya terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya saja, tetapi, saat ini, kasus-kasus tawuran antar pelajar mulai merambah di Kota Taman, yaitu Kota Bontang. Tak banyak dari setiap pelajar yang tidak melakukan aksi tawuran antar pelajar. Rata-rata dari mereka, melakukan aksi yang sangat ceroboh tersebut. Aksi bentrokan atau saling lempar pun kerap terjadi, mencontoh perilaku dari kota-kota besar lainnya. Atas hal ini, Bagaimana tanggapan atau respon dari para pelajar mengenai masalah tawuran pelajar ini?  Apakah mereka pernah melihat aksi tawuran antar pelajar ini, atau belum pernah? Dan, bagaimana solusi atau pesan mereka agar para pelajar lainnya tidak ikut-ikutan untuk melakukan aksi tawuran itu? Berikut pendapat mereka.

    Pendapat pertama datang dari Winda Ayu Larasati, siswi kelas IX A, SMP Vidatra. Menurutnya, aksi tawuran yang sering terjadi di Bontang ini, disebabkan oleh faktor kebodohan ataupun kecerobohan para pelajar itu sendiri. “Ya, karena kebodohan ataupun kecerobohan pelajar itu sendiri. Kalau misalnya mereka kalah dalam suatu perlombaan melawan sekolah lain dan mereka tidak bisa terima kemudian mereka saling aksi tawuran, itu merupakan satu hal yang terbilang bodoh. Buat apa marah ataupun kesal, toh, lain kali mereka juga bisa menang,” terang gadis berwajah cantik ini. Apakah kamu pernah melihat aksi tawuran tesrebut? “Belum pernah, tetapi, aku sering mendengar ataupun membaca dari surat harian media massa,” jawabnya. Apa pesan atau solusi buat pelajar lain agar tidak terjerumus untuk melakukan aksi tawuran itu? “Ya, janagn pernah coba-coba untuk tawuran ataupun aksi bentrok, karena itu akan menyesalkan buat diri kamu sendiri. Lakukan kegiatan yang positif saja,” tutup gadis ini. Beralih ke kelas IX D, Ada Anissa Fithriani Salma yang akan memberikan pendapatnya. Menurut Anis, panggilannya, ia sangat tidak suka dengan perilaku para pelajar yang saat ini rata-rata suka sekali dengan kekerasan. “Jujur, sebenarnya, aku sangat tidak suka dengan aksi tawuran pelajar saat ini. Sedikit-sedikit kekerasan, bentrokan, seolah tidak ada jalan keluar terbaik,” ujar si penyuka warna hitam ini. Apakah kamu pernah melihat aksi bentrokan antar pelajar? “Nggak pernah, sih. Hanya pernah denger ataupun lihat di televisi,” tuturnya. Bagaimana solusi atau pesan kamu buat para pelajar lainnya agar tidak ikut-ikutan melakukan aksi tawuran pelajar itu? “Emosi atau tidak terima dengan kekalahan, itu wajar dan boleh-boleh saja. Namun, alangkah baiknya, jika emosi itu tidak terlalu meluap sehingga menimbulkan aksi bentrokan,” tutup salah satu Anggota Rohis ini. Meluncur ke tingkat bawah, ada ada Nurhasanatil Fauziah yang akan menyampaikan responnya. Menurut salah satu penghuni kelas V II C ini, dirinya sangat kurang suka dengan yang namanya aksi tawuran antar pelajar. “Ya, tidak suka. Karena itu bukan sesuatu atau budaya yang bagus untuk dicontoh karena dapat merusak generasi muda Bangsa Indonesia,” tutur gadis kelahiran 24 September 1999 ini. Apakah kamu pernah melihat aksi tawuran itu? “Nggak pernah kalau sampai bentrokan. Lihatnya, palingan aksi labrak-melabrak antara adik kelas sama kakak kelas,” ucap salah satu Anggota PMR ini. Apa solusi atau pesan buat para pelajar lainnya agar tidak mengikuti budaya tawuran yang sangat tidak baik ini? “Jangan pernah ikut-ikutan teman untuk tawuran. Karena itu sangat berbahaya dan dapat menjatuhkan harga diri kalian sendiri. Mendingan melakukan kegiatan positif agar dapat banyak ilmu. Daripada ikut tawuran, sudah tidak jelas, nggak ada manfaatnya lagi,” tutup gadis yang hobi main laptop ini. (Fatimah Aulia Rahma)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar