Sabtu, 29 Oktober 2011

Best Friend Forever





kan selalu bersama dalam suka duka

Berbagi segalanya

Di saat ku termenung kau datang bawa cerita

Di saat ku bahagia kau jaga penuh hatiku

Apapun kisahku kamu ada untukku

Hanya kaulah sahabat sejatiku

Kita 'kan selalu bersama dalam suka duka

Berbagi segalanya tak terpisahkan

Hanya kau yang ada di hatiku

Kita 'kan selalu bersama menggapai semua cinta

Dan meraih dunia walau badai menghadang tak akan kita terluka

Cause you are my best friend forever


Di saat ku termenung kau datang bawa cerita

Di saat ku bahagia kau jaga penuh hatiku

Apapun kisahku kamu ada untukku

Hanya kaulah sahabat sejatiku


Kita 'kan selalu bersama dalam suka duka

Berbagi segalanya tak terpisahkan

Hanya kau yang ada di hatiku


Kita 'kan selalu bersama menggapai semua cinta

Dan meraih dunia walau badai menghadang tak akan kita terluka

Cause you are my best friend forever


'kan selalu bersama dalam suka duka

Berbagi segalanya


Kita 'kan selalu bersama dalam suka duka

Berbagi segalanya tak terpisahkan

Hanya kau yang ada di hatiku


Kita 'kan selalu bersama menggapai semua cinta

Dan meraih dunia walau badai menghadang tak akan kita terluka

Terluka tak akan kita terluka

Cause you are my best friend forever

Kamis, 27 Oktober 2011

Ini Suratku Untuk-Mu, Tuhan!


Tuhan, Andaikan aku bisa lebih lama hidup di dunia ini
Pasti, aku akan berbuat lebih banyak kebaikan
Tapi...
Aku tahu
Hidupku tidak akan lama lagi
Tubuhku sepertinya sudah tidak kuat untuk menyangga penyakit ini
Aku tak kuat untuk menghadapi penyakit ini
Tuhan...
Aku minta pada-Mu
Izinkanlah aku untuk berbuat sesuatu
Sebelum nyawaku Kau ambil
Izinkan aku untuk menulis sebuah kata
Pada selembar kertas
Izinkan tanganku bergerak
Agar bisa memberi warna abadi kepada siapa pun
Aku tak ingin melihat Ayah menangis
Aku tak ingin melihat Kedua kakakku terisak
Aku tak ingin orang-orang di sekitarku selalu dirundung sedih
Aku hanya ingin, Izinkanlah tanganku bergerak
Walau itu hanya satu menit
Aku ingin melihat keluargaku bahagia
Tersenyum, tertawa, senang
Izinkan aku untuk menulis sepatah kata untuk mereka
Sebagai tanda bahwa aku tidak akan lama lagi di dunia ini
Izinkan aku untuk berucap kata
Untuk mengakhiri segala perjuanganku
Izinkan aku untuk sekali saja
Menggenggam tangan Ayahku
Orang yang sangat kusayangi dan kucintai
Dan juga,
Sebagai tanda perpisahan kami
Bahwa, aku sudah tidak akan lama lagi hidup di dunia ini
Sekarang, aku hanya bisa menangis dan memohon kepada-Mu
Tuhan, Izinkanlah aku untuk bisa membuat mereka tertawa
Walau itu hanya sesaat
Agar hidupku mampu memberi warna abadi untuk mereka
Orang-orang yang selalu menyayangiku
Dan memberi senyuman merekah untukku...






Selasa, 25 Oktober 2011

Demi Lovato (This is Me)

I’ve always been the kind of girl
That hid my face
So afraid to tell the world
What I’ve got to say
But I have this dream
Right inside of me
I’m gonna let it show
It’s time to let you know
to let you know

This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me

Do you know what it’s like
To feel so in the dark
To dream about a life
Where you’re the shining star
Even though it seems
Like it’s too far away
I’ve got to believe in myself
It’s the only way

This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me

You’re the voice I hear inside my head
The reason that I’m singing
I need to find you
I gotta find you
You’re the missing piece I need
The song inside of me
I need to find you
I gotta find you

This is real
This is me
I’m exactly where I’m supposed to be now
Gonna let light shine on me
Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me

You’re the missing piece I need
The song inside of me

This is me

You’re the voice I hear inside my head
The reason that I’m singing

Now I’ve found who I am
There’s no way to hold it in
No more hiding who I wanna be
This is me

Kamis, 20 Oktober 2011

Bank Sampah? Apaan, tuh?


    Pada hari Rabu, tepatnya tanggal 12 Oktober 2011, pukul 10. 15 WITA, bertempat di Aula SD Vidatra, digelar sebuah workshop tentang Sosialisasi Bank Sampah. Mungkin, sebagian dari kalian sudah pernah mendengar istilah Bank Sampah, namun sebagian lainnya mungkin belum pernah mendengar istilah tersebut. Maka, pada Hari Rabu tersebut, digelarlah workshop tentang Sosialisasi Bank Sampah guna untuk menyebarkan ke masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bontang, tentang sampah, cara-cara pengolahan sampah beserta cara-cara penanggulangan sampah. Acara yang berdurasi  sekitar dua jam itu, dihadiri oleh lima sekolah yang berada di Kota Bontang, seperti SD Vidatra, Bontang, SD 008 BU, SMP Vidatra, Bontang, SMPN 1 RSBI, Bontang, serta SMAN 2, Bontang.  Namun, karena SMAN 2 sedang berhalangan hadir, maka yang tampak di Aula SD Vidatra tersebut hanya beberapa siswa-siswi SD Vidatra, SD 008 BU, SMP Vidatra, dan SMPN 1, RSBI.  Empat sekolah tersebut mewakilkan beberapa guru dan murid dari sekolah asal. Seperti dari SD Vidatra diwakilkan oleh sepuluh murid, dan beberapa orang guru, diantaranya Bapak Turrachman dan Ibu Siti Rachmah. Sementara dari SD 008 BU, diwakilkan sembilan orang murid, beserta Bapak Subagio, sebagai pendamping. Dari SMP Vidatra, diwakilkan sepuluh orang murid beserta dua guru pendamping, yaitu Bapak Agung Purwadi dan Ibu Yuli Fitriyani. Dan, terakhir  SMPN 1 RSBI mewakilkan delapan orang murid, dan dua guru pendamping, yakni Ibu Jumiati dan Ibu Jumiati Duda. Acara pertama diisi dengan pembukaan yang dipimpin oleh Bapak Dimas Yuda Chrisnata, selaku MC dan anggota Badan Lingkungan Hidup Kota Bontang. Selanjutnya, acara kedua dilanjutkan dengan sambutan dari sekolah dan beberapa dinas.

    Sambutan pertama datang dari Ibu Yayu, selaku anggota Badan Lingkungan Hidup Kota Bontang. Menurutnya, sampah itu perlu didaur ulang karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta dapat mengurangi polusi. “Sampah itu perlu didaur ulang! Karena mempunyai daya ekonomis yang tinggi, dapat mengurangi polusi udara, serta dapat mengurangi SDM (Sumber Daya Manusia) yang mengangkut sampah-sampah tersebut,” imbuhnya. “Saya juga berharap, acara ini dapat terlaksana dengan baik dan mohon maaf, jika mungkin acara ini banyak kekurangannya,” tutup Ibu Yayu. Lanjut, sambutan kedua datang dari Bapak Gani Djaja, selaku guru dari SD Vidatra. Bapak Gani mengungkapkan, bahwa sampah itu harus kita olah dan jangan sampai Kota Bontang kotor hanya gara-gara ada sampah. “Saya berharap, acara ini dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan ilmu tambahan kepada murid-murid sekolah bahwa sampah itu dapat diolah menjadi sesuatu yang menarik dan juga dapat mengurangi polusi udara di Kota Bontang,” katanya. “Maka dari itu, Ayo kita olah sampah! Dan jangan biarkan Kota Bontang kotor hanya gara-gara ada sampah!” ucapnya tegas. Sambutan terakhir, datang dari Bapak Sabran, salah satu anggota Dinas Kebersihan Kota Bontang. Beliau mengungkapkan, bahwa, “Kondisi lingkungan kita, baik secara nasional maupun internasional memburuk, di karenakan adanya sampah yang menggunung. Kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat juga semakin membuat sampah bertebaran dimana-mana. Nah, maka dari itu, Dinas Pemerintah Kota Bontang, membuat suatu program atau semacam organisasi yang dinamakan Bank Sampah. Bank Sampah ini, bertujuan untuk mengurangi timbunan sampah dan menjadikan Kota Bontang, khususnya, menjadi Kota Bontang yang bersih, sehat, dan bebas dari timbunan sampah,” bebernya.

     Kemudian, sesi ketiga dilanjutkan dengan pemberian materi yang dijelaskan langsung oleh Bapak Safarudin, selaku anggota Yayasan Bina Kelola Lingkungan Kota Bontang. Materi-materi yang disampaikan dalam workshop tersebut adalah pengenalan istilah 3 R, yaitu Reuse, Reduse, dan Recycle atau dalam Bahasa Indonesianya menggunakan kembali, mengurangi, dan mengembalikan.  Lalu, setelah itu dijelaskan secara singkat tentang asal-mula Bank Sampah. Bank Sampah, ditemukan oleh seorang dosen yang bernama Bapak Bambang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau di Kota Bontang sendiri, diperkenalkan dan dibentuk pada Bulan Maret 2011 silam. Adapun tujuan-tujuan Bank Sampah sendiri yaitu agar terkurangi dan tertangani sampah-sampah yang semakin hari semakin menggunung di Kota Bontang. Menurut sebuah teori yang diungkapkan oleh Bapak Safaruddin, manusia menghasilkan 2, 5 liter sampah setiap satu harinya. Dan, bisa dibayangkan, jika dalam dua hari, tiga hari, bahkan satu minggu, sudah berapa banyak sampah yang dihasilkan oleh manusia? Sangat banyak, bukan? Maka dari itu, dibuatlah program atau organisasi yang bernama Bank Sampah, guna sebagai tempat alternatif supaya kita bisa lebih menyayangi sampah.  Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bank Sampah sendiri adalah, mencari sampah-sampah, mencuci sampah-sampah tersebut sampai bersih, mengguntingnya dengan rapi, lalu mulai mengolahnya menjadi barang recycle yang bagus dan antik, dan dapat menghasilkan nilau jual ekonomis yang tinggi. Di dalam workshop tersebut, dipertunjukkan berbagai macam barang recycle yang telah dibuat oleh tim Bank Sampah, seperti contohnya tas yang terbuat dari plastik-plastik bekas deterjen, taplak meja yang terbuat dari kain-kain bekas, miniatur sepeda, jas, dan lain sebagainya yang tak bisa disebutkan satu per satu. Benda-benda recycle tersebut sangat menarik, padahal itu terbuat dari barang bekas!
    Sudah banyak orang yang datang ke kantor Bank Sampah yang ber-alamat di Jl. Cumi-Cumi 3 No. 50, Kelurahan Tanjung Laut Indah, untuk menyumbangkan sampah-sampah bekas untuk diolah menjadi barang bagus. Kalian tertarik mencobanya? Silahkan, jika ingin mencobanya, kalian harus mengikuti persyararatan dan ketentuan dibawah ini:

Siapa yang dapat menabung?
  • Perorangan dari unsur Ibu-ibu, anak sekolah, dsb.
  • Perusahaan dan kalangan bisnis
Cara membuka rekening
Datang ke bank sampah (pada jam kerja yang ditentukan) dan mengisi formulir
Jam Kerja : Senin - Kamis
Pukul : 09.00 - 16.00
Syarat sampah yang dapat ditabung
  • Potongan rapi
  • Sudah dicuci
  • Bahan dari kemasan plastic yang cukup tebal (lihat daftar contoh)
  • Minimla 500 Gram
Contoh Kemasan yang dapat ditabung:
Molto, Kopi, Milo, popo ice, sabun cair, Isi ulang pengharum pakaian
dan segala macam botol plastik
Ketentuan
  • Harga per kg akan bersifat fluktuatif (tergantung jenis dan kualitas sampah) dan dinamis
  • Tabungan dapat diambil minimal dengan nominal Rp. 50.000,- dan harus menyisahkan saldo minimal Rp. 5.000,-
  • Bank berhak melakukan publikasi foto para nasabah sebagai Relawan Bumi
   Kemudian, sesi keempat dilanjutkan dengan tanya-jawab kepada para siswa seputar materi yang baru saja dijelaskan oleh Bapak Safarudin tadi. Fatimah Aulia Rahma, siswi kelas 7 SMP Vidatra, beserta Anugerah, salah seorang siswa kelas 6 SD Vidatra, berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Bapak Safarudin tanpa malu-malu. Dan, mereka berdua berhak mendapat sebuah cinderamata dari Bapak Safarudin, yaitu berupa gantungan kunci.  Wiih...selamat, ya!
     Kemudian, sesi kelima atau sesi terakhir, diisi dengan diskusi tentang materi yang barusan dijelaskan tadi, setelah itu dilanjutkan dengan penutupan.
    Jadi, sekarang sudah tahu, kan, Bank Sampah itu, apa? Mulai sekarang, kita semua harus lebih mencintai sampah. Buang jauh-jauh sifat kalian tentang menjijikannya sampah dan buang jauh-jauh pula sifat kemasalan kalian dalam membuang sampah. Jika kalian habis memakan sesuatu, jangan dibaung dahulu. Pikirkan untuk mengolahnya menjadi barang recycle yang seperti apa, buat se-menarik mungkin, itu akan membuat kita lebih menghemat sampah dan lebih menghargai dan mencintai sampah. Serta, dapat membuat sampah menjadi terkurangi dan tidak menggunung kembali.  Let's all, Change for the better!





Rabu, 19 Oktober 2011

Glitter Warna-Warni Pereda Marah


    Hai, All Friends! Ini adalah sebuah cerpen yang aku ikut sertakan dalam Lomba Menulis Cerita Remaja (LMCR) 2011, yang diadakan oleh Kemendiknas, Senayan, Jakarta. Kali, ini, aku akan membagikan postingan cerpen ini kepada kalian. Semoga cerpen ini dapat bermanfaat bagi kalian dan dapat menang dalam ajang LMCR 2011 tersebut! Amiin...Please, Read!
   
     Namaku Debora Amanda.  Tapi, aku biasa dipanggil Debbie oleh teman-temanku! Aku adalah murid pindahan dari Swiss ke Inggris, mengikuti kedua orangtuaku yang berpindah perusahaan ke Negara Inggris. Awalnya, cukup sulit bagiku untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, bahasa yang berbeda, cara pergaulan yang berbeda, adalah halangan yang membuatku sangat sulit menyesuaikan dengan tempat baru. Namun, berkat dukungan kedua orang tua tercinta, akhirnya selang dua bulan kemudian aku mampu beradaptasi dengan lingkunganku yang baru. Sungguh, sangat menyenangkan! Sekarang, aku bisa beradaptasi dengan tempat baru yang begitu menyenangkan dan aku dapat bertemu dengan teman-teman baru yang begitu baik padaku. By the way, sudah satu tahun lamanya aku berada di Inggris. Dan, selama proses perjalanan satu tahun itu, aku telah menemukan seorang sahabat. Nama lengkapnya Famella Destiny Georgeweasly. Nama belakangnya sungguh sangat ribet, tetapi aku dan lainnya biasa memanggil Mella. Dia anaknya cantik, rambutnya panjang sepunggung, dan bola matanya yang bersinar berwarna ungu tua. Dia anak blasteran. Blasteran Belgia dan Inggris. Makanya, dia terlihat sangat cantik dengan mukanya yang sangat kebule-bulean. Kami berdua satu sekolah, satu angkatan, dan satu kelas di sebuah sekolah internasional yang bernama International Pervectory Junior High School yang berada di tengah-tengah Kota London, Inggris. Oh, ya! Kalian belum kuceritakan. Aku sama Mella, juga mempunyai hobi yang sama, yaitu travelling. Setiap liburan musim panas atau setiap liburan akhir semester, kami selalu berlibur bersama, mencari tempat wisata yang menyenangkan untuk dikunjungi bagi kami berdua! Hehe..Satu tahun lamanya sudah aku bersahabat dengan Mella. Selama satu tahun itu, juga telah aku ketahui kelebihan ataupun kekurangan Mella. Ternyata, Mella tuh, anaknya suka marah-marah, lho! Dia suka membentak adiknya, Jason, dengan masalah yang tidak terlalu fatal! Seperti merusakkan barang atau mengacak-ngacak tempat tidur! Kalau ada teman sekelasku yang enggak sengaja meminjam pulpen atau pensil tanpa sepenghetauan Mella, Mella pasti langsung marah besar dan enggak mau memaafkan temanku yang enggak sengaja meminjam itu. Trus itu, pernah ada kejadian. Waktu itu, Mella, kan, habis berlibur ke Melbourne, Australia. Yang pastinya Mella membawa beberapa oleh-oleh untukku dan beberapa anak perempuan lainnya di kelas. Nah, pada saat istirahat, Farrel, anak beasiswa di kelasku nggak sengaja menjatuhkan pulpen emas berkilau yang dimiliki Mella, sampai patah. Mella yang menghetaui hal itu, marah besar kepada Farrel dan nggak akan memaafkannya! Padahal, Farrel nggak sengaja, lho! Mella pun akhirnya memberi hukuman kepada Farrel, yaitu Farrel disuruh membeli pulpen emas itu tepat di tokonya langsung dengan bentuk pulpen yang sama! Huuh…Kasihan banget sih, Farrel! Semua anak-anak di kelas ini tahu, Kalau Farrel adalah anak berkecukupan yang ber-sekolah di kawasan elite ini. Pastinya, dia nggak punya uang lebih untuk mengganti pulpen emas berkilau Mella! Sekolah aja, pakai bantuan pemerintah! Huuh..kasihan, ya!

    “Hallo, Debbie, My Best Friend! Udah mengerjakan PR Matematika belum?” tanya Mella sembari menghampiri diriku yang baru saja menginjakkan kaki di depan ruang kelas.  “Umm…Sudah, dong! Emangnya kamu kenapa, Belum mengerjakan, ya?” tebakku seraya tertawa. Mella hanya menganggukkan kepalanya seraya merengut kecil. “Kantin, yuk! Aku belum sarapan, nih,” ujar Mella manja seraya menarik kencang kedua telapak tanganku. Aku berpikir sejenak, lalu…”Sudahlah, Debb! Masukannya masih satu jam lagi! Lagian, kita ini datangnya memang terlalu pagi,” lanjut Mella. Aku pun akhirnya menerima dengan senang hati ajakan Mella. Memang sih, aku dan Mella memang datang terlalu pagi. Habisnya, ada tugas piket, sih! Jadi, datangnya harus pagi-pagi sekali dan harus serba cepat…
Sewaktu di Kantin…
     DUG! Tak sengaja, Kaki Jessica, temanku menyelengkat kaki Mella. Sehingga, membuat gelas orange juice yang dipegang oleh Mella, terjatuh dan pecah. Baju putih Mella pun, ikut tercampur dengan cairan oranye yang kental itu. “OH MY GOD…!” jerit Mella histeris dengan baju putihnya yang kotor dan berlumur cairan orange juice itu. “Duuh…Kamu tuh, DASAR! Nyelengkat kaki orang sembarangan! Sialan! Awas, kamu, ya…HUH!” kata Mella kasar seraya mendorong tubuh Jessica hingga terjatuh ke lantai. “Adduuh…Maafin aku ya, Mell! Aku nggak sengaja. Sorry…Banget! Mohon dimaafin, ya!” kata Jessica dengan muka memelas, tampak sangat bersalah. “No, No, No! Aku nggak bakal maafin kamu, TAU! Kamu tuh, ya…Udah buat baju aku kotor! Udah buat aku malu! Kamu berani bayar, apa? DASAR! Bego amat sih, jadi orang!” kata Mella, dengan kesalnya. Kelihatannya, dia tampak sangat frustasi dengan kejadian ini. Mella yang tersungkur di lantai, dibantu berdiri oleh Chicka, teman satu kelasku. Aku yang melihat Mella begitu frustasi, berusaha menenangkannya sekuat tenaga. “Mmm…Tolong dimaafin ya, Mell! Suer, Aku bener-bener nggak sengaja! Gimana kalau sebagai gantinya, Aku berikan kamu brownies cokelat! Semoga kamu suka, ya!” kata Jessica ramah sambil memberikan sekotak brownies cokelat lezat untuk Mella. PRAK! Mella segera melempar kotakan brownies cokelat itu dan pergi cepat mendahuluiku. Sementara Jessica, hanya tersenyum pasrah sambil memandangi kotak brownies-nya yang kuenya telah berceceran di lantai. “Jessica, Maafin Mella, ya!” ujarku seraya mendekati tubuhnya dan menyentuh pundaknya. “Iya, Nggakpapa kok, Debb! Kamu nggak usah merasa bersalah begitu. Memang akunya yang ceroboh. Menyelengkat sembarangan kaki sahabat kamu,” katanya dengan suaranya yang terdengar lemah lembut. Sekilas, aku melihat titikan air mata yang mengalir dari kedua kelopak mata Jessica. “Jangan menangis, dong! Kamu itu, kan, nggak sengaja, Lagi pula, Mella tuh, anaknya memang begitu! Gampang marah, gampang frustasi, emosinya kebal! Jadinya, gituh! Maafin Mella, ya! Aku yakin, kok, suatu saat Mella pasti bakal mengubah sifat jeleknya ini, menjadi yang baik,” hiburku. Jessica hanya mengangguk.
Di kelas…
     “Mell, Kamu kok jahat banget sih, sama Jessica! Jessica itu kan, enggak sengaja menyelengkat kaki kamu! Kamu kok marahnya sampai segitunya, sih? Nggak bagus tahu, marah-marah,” tanyaku setibanya di kelas. “Oooh…Kamu itu lebih membela si Jesica begok itu daripada aku, Sahabat kamu, gituh?” tanyanya dengan emosi yang menggila. “Bukan begitu, Mella! Aku cuman bilang, Dia itu nggak sengaja menyelengkat kaki kamu! Tapi, kamu marahnya kok, sampai segitunya, sih? Nggak bagus, kalau terlalu sering marah, nanti cepat tua!” ulangku lagi dengan sabarnya menghadapi sahabat yang sensitif seperti Mella gini. “Kamu itu disusuk apa, sih, Sama Jesica sampai membela Jessica seperti itu?  Harusnya kamu itu lebih membela aku, Bukan Jessica! PAHAM?” tanyanya ketus. Aku menghela napas, penuh kesabaran. “Mella…Bukan bermaksud membela Jessica atau siapa pun, tetapi ini hanyalah masalah ketidak sengajaan. Tidak patutlah kamu marah-marah heboh seperti tadi! Itu nggak bagus, Mell! Berpikir positif sedikitlah!” ujarku lembut. “HALAH! STOP, deh! Aku sudah tahu jawabannya. Kamu itu lebih membela Jessica daripada aku, Sahabat kamu sendiri! Lebih baik, persahabatan kita putus aja!” cetusnya dengan nada kasar dan menyebalkan, seraya mengibaskan rambut pirangnya, lalu pergi secepat kilat meninggalkan kelas. Aku yang melihatnya, hanya tersenyum sabar walau dalam hatiku tersimpan kemarahannya yang begitu menggila kepadanya. Tuhan...Tolong sabarkanlah hatiku, Untuk menghadapi seorang sahabat yang pemarah, Seperti Mella! Aku berharap, Engkau mau membantu diriku untuk mengubah sifat jelek sahabatku itu, menjadi yang baik! doaku dalam hati seraya mengelus dadaku yang tampak sangat berkecambuk ini.
     Selama jam pelajaran di sekolah berlangsung, Mella tidak menegur aku sama sekali. Jangankan menegur, melihatku saja, dia enggan dan cuek. Walau aku sudah berusaha semampu mungkin menyapanya, dia tetap saja membuang muka. Aku yang melihatnya hanya berpasrah. Saat Pelajaran Matematika…”Nona Destiny, Karena Anda tidak mengerjakan tugas dari saya, Anda saya hukum untuk berdiri di lapangan upacara sampai jam pelajaran saya habis! Cepat laksanakan!” ujar Mrs. White, dengan penuh kegalakan. Mella yang menghetaui dirinya disuruh ‘berjemur’ di bawah terik matahari, langsung kaget. Ekspresi mukanya benar-benar muram. “What??? Apa saya nggak salah dengar, Mrs. White Clorine?” tanya Mella dengan aksen lebay-nya, seraya mendekat ke arah Ms. White yang sedang duduk di kursi guru. “Yupp! Itu memang benar, Nona Pemalas! Cepat laksanakan!” ujar Mrs. White lagi sambil menunjuk ke arah lapangan upacara. “Apa? Berani-beraninya Anda, seorang guru menjuluki saya Nona Pemalas! Sok banget, Anda!” Mrs. White membetulkan letak kacamatanya, lalu berkata…”Loh, Memang benar, kan? Yang bernama Famella Destiny di sekolah ini adalah anak yang pemalas! Anak yang nilai ulangan hariannya dan nilai ulangan semester akhirnya selalu jeblok dan tidak pernah bagus! Anak yang selalu melalaikan tugas yang telah diberikan oleh guru-gurunya! Apa menurut kalian dugaan Mrs. White benar?” tanya Mrs. White memalingkan wajahnya kepada anak-anak yang tengah duduk diam. “Sangat benar Mrs. White…!” koar anak-anak serempak, dengan suara yang begitu keras dan nyaring, kecuali diriku. Aku lebih memilih diam seribu bahasa. Mella yang melihatnya, hanya mendengus kesal seraya mengibaskan rambut pirangnya dengan ringan. “HUH! Apa Mrs. White tidak tahu, Kalau aku, Adalah anak Mr. Robert Destiny, Pemegang saham sekolah ini?” “So?” Mrs. White hanya menanggapi sepele sambil memainkan spidol hitamnya. “Ya, so, Apa Mrs. White tidak takut akan diputuskan jabatannya sebagai seorang guru di sekolah ini? Apa Mrs. White tidak takut menjadi pengangguran? Mrs. White…Cara mengugurkan guru di sekolah ini itu gampang! Saya tinggal bilang ke Papa saya dan jika Papa saya menyetujui, maka habislah karier Mrs. White…,” kata Mella dengan penuh kelicikan. “Laporkan saja ke Papa kamu! Saya, tidak takut! Memang yang mengatur rezeki saya, Papa kamu apa? Yang mengatur rezeki saya itu Tuhan, Bukan Papa kamu! Paham?” kata Mrs. White enteng. Mella yang mendengar kata-kata itu langsung mendengus kesal, lalu berlari secepat kilat meninggalkan ruang kelas dengan penuh ketidak sopanan. Aku yang lagi-lagi melihat kejadian ini, hanya menggeleng-gelengkan kepala, seolah tak percaya sahabatku begitu tidak sopannya terhadap seorang guru.
     “Assalamu’alaikum, Ma!” salamku setibanya di rumah, sepulang sekolah. “Wa’alaikum salam! Eh, Debbie! Ya ampun, ternyata kamu sudah besar, ya! Tante kangen banget sama kamu,” sahut seseorang di rumah itu. Aku kaget. Tante Shela, adik kandung mamaku datang ke Inggris. “Tante Shela? Debbie kangen banget sama Tante!” ucapku seraya memeluk tubuh tanteku. Tanteku hanya tersenyum sambil memeluk tubuhku. “Mama mana, Tante? Kok tante ditinggal sendirian?” tanyaku sambil melepas pelukanku di pinggang Tante Shela. “Mama tadi ke supermarket sebentar, beli mie sama pasta gigi, Katanya habis!” jelas tanteku. Aku hanya manggut-manggut. “Tante, Debbie ke kamar dulu, ya! Mau ganti baju,” kataku sopan kepada Tante Shela. “Oke, Sayang! Habis itu, jangan lupa cuci tangan sama cuci kaki, shalat zuhur, dan makan siang…,” pesan tanteku. Aku hanya mengangguk mantap.
Usai makan siang…
     “Tante, Aku mau curhat, nih! Boleh nggak???” tanyaku sambil membolak-balik majalah remaja, yang tergeletak di meja tamu. Ya, di siang yang panas ini, aku hanya mengobrol berdua dengan tanteku. Mama, lagi istirahat di kamar, kecapekan habis belanja tadi. Papa masih bekerja di kantor, pulangnya masih nanti sore. Sementara Kak Chitra, juga masih sekolah. Pulangnya pun, sama seperti Papa, masih nanti sore. “Ummm…Curhat tentang apa, nih? Pacar, ya?” tebak tanteku sambil tersenyum canda kepadaku. “Iiih…Tante apaan, sih? Kok nyambungnya soal pacar, sih?” tanyaku seraya menyindir kesal tanteku. “Hehehe…Tante Shela cuman bercanda kok, Sayang! Sekarang kan, masalahnya curhat seperti itu lagi ngetren dibicarain anak-anak! Siapa tahu, kamu juga mau curhat tentang masalah gitu ke tante,” ucap tanteku tertawa lepas. “Umm…Ini bukan soal pacar, Tante! Ini tentang sahabatku, Mella. Dia itu, cantik sih, Tante! Tapi, sayang dia memiliki sebuah kekurangan yang nggak bagus. Yaitu, sifatnya yang egois, pemarah, dan emosinya gampang meledak! Suka bentak-bentakin anak-anak sama adiknya! Padahal, salahnya nggak fatal-fatal banget loh, Tan! Salahnya itu juga faktor ketidak sengajaan. Tapi, dianya emosinya kebal, Meledak-ledak kayak kompor!” ujarku. Tante Shela tertawa. “Memangnya seperti apa marahnya? Coba ceritakan ke tante!” pinta Tante Shela. “Kan, waktu itu kita berdua lagi mau sarapan di kantin. Nah, si Jessica, temanku enggak sengaja menyelengkat kaki Mella hingga orange juice yang dipegang Mella terjatuh dan cairan kental orange juice itu ikut tumpah ke baju putih Mella! Mella yang amat frustasi teriak-teriak kayak gini,’OH MY GOD…! Sialan banget sih, kamu! Bego! Aku nggak mau maafin kamu’. Gituh, Tante! Trus itu, Mella pernah habis dari Melbourne, Australia dan beli pulpen emas berkilau. Nah, waktu istirahat, Farrel enggak sengaja, menyenggol pulpen emas berkilau Mella hingga terjatuh dan patah! Mella-nya marah-marah dan memberi hukuman ke Farrel yaitu disuruh membelinya di tempatnya langsung dengan bentuk pulpen yang sama!” cerita Debbie sembari menyeruput segelas jus mangga dan mencomot crepe’s rasa stroberi. “Aku sih, memang nggak pernah ya, Tan, di kayak gituin! Tapi, aku kasihan sama teman-temanku yang lain, yang pada di galakin sama Mella!” lanjutku dengan muka lesu. “Oh, Begitu toh, Masalahnya! Tunggu sebentar, ya! Tante mau ambil sesuatu,” kata Tante Shela, beranjak menuju kamarku, tempat dimana Tante Shela menginap selama di Inggris. Tak lama, Tante Shela kembali ke ruang tamu dengan satu plastik pulpen glitter warna-warni. Ada yang warna hijau muda segar, pink tua, orange, ungu, biru cerah, dan warna-warni lainnya. “Tan, ini untuk apaan, sih? Kok Tante bawa-bawa pulpen glitter segala?” tanyaku sambil melihat satu per satu pulpen glitter tersebut dengan penuh kebingungan. “Deb, Pulpen glitter warna-warni ini, bisa meredakan amarah sahabat kamu! Begini caranya…,” Aku langsung menyela. “HAH?!? Gimana ceritanya? Pulpen glitter bisa meredakan amarah? Hahaha…Tante lucu juga, ya!” “Mmm…Coba kamu tulis sebaris kata tentang Mela. Mmm…Disini,” perintah Tante Shela. Aku langsung menulis sebaris kata tentang Mella di selembar kertas portofolio. ‘Aku sebel sama Mella! Habisnya, dia selalu buat anak-anak sekolah sedih karena mereka selalu dimarahi oleh Mella, dengan alasan yang tidak terlalu fatal… ,’ Selesai menulis, sebuah keanehan terjadi.  Dibawah tulisan yang barusan kutulis, terdapat sebuah kata yang ber-tuliskan menggunakan pulpen hijau muda segar. Tulisannya : ‘Bersabarlah dan terus menyadarkan Mella agar sifat jelek yang dimiliki oleh sahabatmu itu dapat berubah menjadi yang baik. Kalau cara itu masih gagal, maka, berilah pulpen glitter ini kepada Mella...’ “Tante...iii...inni...apaan?” tanyaku bergetar. “Nah, itulah! Apa yang kamu tulis, pasti pulpen ini akan menjawab. Tante dapatkan ini dari teman tante yang bekerja sebagai pesulap. Mmm...mulai besok, kamu kasih pulpen glitter ini, ke Mella, ya!” pinta Tante Shela sambil tersenyum manis kepadaku.
Keesokan harinya...
     “Hallo, Mell!” sapaku setibanya di dalam kelas seraya mendekati Mella yang sedang membaca buku Bahasa Inggris. “Hai..,” balasnya datar tanpa sedikit pun melihat wajahku. “Oke, Kalau masih ngambek sama aku gara-gara masalah kemarin, nggapapa, deh! Aku ikhlas, kok. Ini, aku cuma mau memberikanmu hadiah,” ujarku seraya menyodorkan se-plastik pulpen glitter warna-warni yang begitu menakjubkan itu, kepada Mella, My Best Friend! Mella menengok ke arah pulpen glitter, sesaat dia terpana. “Waah...Cantik bangeet pulpennya!” seru Mella beberapa saat kemudian. “Serius, Debb, Ini buat aku?” tanya Mella dengan penuh kesenangan sambil mengelus-elus plastik pulpen glitter itu. “Iya, serius, ini buat kamu! Coba deh, kamu tulis sebaris kata dengan pulpen glitter ini,” pinta Debbie. Mella mengangguk setuju sambil mengeluarkan notes-nya. Lalu, dia mulai menulis,’Mella, anak paling cantik di International Pervectory Junior High School...’ Pulpen itu lalu menjawab: ‘Jangan pernah sombong! Jangan pernah merasa dirimu cantik sebelum orang lain mengatakan. Cantik itu bukan karena fisik, tetapi karena hati! Kecantikan fisik itu tidak berguna, Jika kita mati, Kecantikan dari fisik kita, akan hilang, Akan hancur...Mella benar-benar terlonjak kaget. Hingga berbaris-baris kata yang ia tulis tentang kemolekan ataupun kesombongan dirinya, selalu ada saja jawaban dari pulpen glitter tersebut. Hingga akhirnya, Mella benar-benar luluh lalu berucap...”Selama ini, sepertinya aku terlalu sombong. Aku terlalu egois. Aku terlalu jahat kepada teman-temanku. Aku bukanlah anak yang baik! Bukan teman yang baik untuk teman-temanku. Perbuatanku, sungguh tercela! Mulai sekarang, aku akan mengubah sifat-sifat jelekku, menjadi yang bagus, menjadi yang lebih baik...,” ucapnya dengan pelan dan nada suara yang penuh penyesalan.
     And the ending story is be happy! Tiga bulan setelah itu, Mella tumbuh menjadi anak yang baik hati, penolong, jujur, setia kawan, serta sopan santun. Mella pun akhirnya disukai oleh teman-teman sekelasnya maupun teman-temannya yang lain. Mella yang dulu angkuh, pemarah, dan egois kini telah berubah menjadi Mella yang baik. Ini semua memang ajaib! Terima kasih kuucapkan untuk Glitter Warna-warni Pereda Marah! Kau telah cepat mengubah sifat sahabatku menjadi yang lebih baik! I Love You, So Much! ^_^


Don't Stop Believing! (GLEE Contest)


Just a small town girl
Livin’ in a lonely world
She took the midnight train goin’ anywhere
Just a city boy
Born and raised in South Detroit
He took the midnight train goin’ anywhere
A singer in a smokey room
The smell of wine and cheap perfume
For a smile they can share the night
It goes on and on and on and on
Strangers waiting
Up and down the boulevard
Their shadows searchin’ in the night
Streetlight, people
Livin’ just to find emotion
Hidin’ somewhere in the night
Workin’ hard to get my fill
Everybody wants a thrill
Payin’ anythin’ to roll the dice
Just one more time
Some will win, some will lose
Some are born to sing the blues
And now the movie never ends
It goes on and on and on and on
Strangers waiting
Up and down the boulevard
Their shadows searchin’ in the night
Streetlight, people
Livin’ just to find emotion
Hidin’ somewhere in the night
Don’t stop believin’
Hold on to that feelin’
Streetlight, people
Don’t stop believin’
Hold on to that feelin’
Streetlight, people
Don’t stop!







Jumat, 07 Oktober 2011

ARTI SAHABAT


Tak mudah untuk kita hadapi
    perbedaan yang berarti
    tak mudah untuk kita lewati
    rintangan silih berganti

    kau masih berdiri
    kita masih di sini
    tunjukkan pada dunia
    arti sahabat

    kau teman sehati
    kita teman sejati
    hadapilan dunia
    genggam tanganku

    tak mudah untuk kita sadari
    saling mendengarkan hati
    tak mudah untuk kita pahami
    berbagi rasa di hati

    kau adalah..
    tempatku membagi kisahku
    kau sempurna
    jadi bagian hidupku
    apapun kekuranganmu...