Minggu, 04 September 2011

Ungkapan Hatiku Kepada Tuhan


Menikmati Hidup
Aku harus bersyukur
Karena sampai saat ini aku masih diizinkan Tuhan untuk
Melihat cerahnya matahari dan merasakan hangatnya pelukan kedua orangtuaku
Aku sadar
Selama ini aku kurang bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan
Tapi, sekarang aku benar-benar berubah
Aku berubah menjadi sesosok anak yang baik dan menikmati hidup
Lebih mensyukuri atas apa yang diberikan oleh-Nya selama ini
Aku berjanji dalam hati,
Aku akan terus mensyukuri dan menikmati hidup
Aku akan terus berjalan di atas kehidupan
Melewati halau rintangan yang ada
Terus berjalan mengejar cita-cita
Menyongsong hari-hari yang akan datang...

     Kemarin, aku nonton tv. Lalu, aku melihat seorang bayi terkena hydrocephalus dan harus dioperasi, tapi tak punya biaya. Aku kasihan melihat anak itu, masih bayi dan terkena hydrocephalus. Anaknya lucu, manis, dan menggemaskan, tapi, anak itu meraung-raung kesakitan. Kamu tahu kenapa? Karena penyakitnya. Bayi itu harus segera di-operasi, tapi, keluarga tidak punya uang lebih. Aku kasihan terhadap keluarga itu. Aku yang lagi nonton, hanya menangis dalam kebodohan. Kenapa aku tidak bersyukur? Kenapa aku tidak bisa mensyukuri atas apa yang Tuhan kasih seperti ini? Aku benar-benar bingung dalam sebuah penyesalan. Kadang, aku selalu mengeluh, mengomel, dan menangisi tentang kehidupan yang kujalani. Menangis kebodohan, ketololan, dan kebegokan. Kadang-kadang aku menangis, Kenapa hidupku tak pernah sebahagia anak-anak pintar di sekolahku? Kenapa hidupku tak pernah menyenangkan seperti layaknya seorang artis? Aku menangis, lalu menyalahkan Tuhan! Aku bilang ke Tuhan, Tuhan itu nggak adil! Membeda-bedakan derajat. Aku benci sama Tuhan! Lalu, aku menangis, Membuang-buang air mata abadi. Sungguh bodoh yang kulakukan, tapi, ini demi melampiaskan kekesalanku pada Tuhan. Setiap hari, aku bersekolah. Aku bersekolah di sekolah yang bagus dan terjangkau. Disana, ada anak-anak pintar. Aku punya teman, dia pintar. Dari kelas satu sampai kelas lima, dia ranking satu terus! Dia begitu disayang dan dicintai guru-guru. Setiap tahun, dia selalu ikut lomba, dan selalu menang! Pialanya banyak dirumah. Aku merasa heran, Ketika dia mengikuti lomba, dia selalu menang. Aku nggak pernah melihat dia gagal. Aku merasa, setiap hari dia hanya senang-senang dalam kepintarannya itu. Aku terkadang iri padanya. Aku nggak pernah melihat dia di posisi bawah atau di posisi sepertiku. Dia selalu diatas, tak pernah dibawah. Kata Mama, hidup itu selalu berputar. Kadang diatas, kadang dibawah. Tapi, aku nggak melihat itu pada diri temanku yang pintar itu. Dia selalu diatas, nggak pernah dibawah! Aku merasa iri. Iri melihatnya! Aku selalu menangis ketika pulang sekolah, Lalu berdoa, Tuhan kapan aku bisa seperti dia? Aku pingin diatas, sama seperti dia. Aku pengin seperti dia, Jadi pujaan banyak guru! Dia begitu disayang sama guru-guru. Pernah suatu hari, dia mengikuti lomba. Kami sekelas disuruh mendoakannya. Aku yang merasa iri dan hatiku pedih, Dengan berat hati dan kuatan hati, Aku mendoakannya seperti ini: Tuhan, berikanlah dia lolos ke babak selanjutnya! Berikanlah dia kemudahan mengerjakannya. Aku tahu Tuhan, walaupun aku iri padanya, Aku tetap mendoakannya! Aku sayang padanya Tuhan. Walaupun, mungkin, Aku tak bisa seperti dia. Aku begitu menyayanginya. Dia sahabat aku. Tuhan.., Aku percaya mukjizat-Mu. Aku percaya, Suatu saat kebaikan orang akan dibalas dengan sebuah kesenangan berharga...Itu doaku. Dan, nyatanya? Dia menang, Juara 3 Se-Provinsi. Dia mendapat piala. Aku memberinya selamat walau dalam hati aku merasa menginginkan seperti itu. Terkadang, ketika melihat dia disanjung oleh guru, Aku merasa ingin menangis. Aku nggak pernah seperti itu. Ya, walaupun pernah, tak setiap hari sepertinya, Tuhan! Aku sebenarnya, pintar Tuhan. Tapi, tak sepintar dan sehebat dia. Tuhan..Aku pengin mengharumkan nama sekolahku dengan skill dan basic yang aku punya. Aku mempunyai skill di sastra, yaitu mengarang. Aku pengen mengharumkan nama sekolahku dengan menulis. Dari dulu, aku selalu berharap dan Engkau belum mengabulkannya. Yah, tak apalah. Tapi, sungguh kuucapkan dalam hati, Aku kepingin menjadi penulis, Membahagiakan sekolahku dan guru-guru yang baik padaku! Aku ingin memberi mereka bahagia. Aku ingin karanganku dapat bermanfaat bagi siapa saja. Aku ingin buku karanganku, di pajang di etalase toko. Sungguh, itu cita-cita sederhana bagi orang-orang sukses diluar sana! Cita-cita sederhana dan amat sederhana menurut mereka, tapi tidak untukku. Tuhan...Aku ingin menjadi penulis! Menjadi seorang penulis. Aku ingin membuat bangga siapa saja yang baik padaku. Aku ingin membahagiakan diriku dan orang lain lewat tulisan. Mungkin, guru-guruku tidak tahu kalau aku suka menulis. Mereka menganggapku murid biasa. Memang benar! Aku murid biasa, bukan murid cerdas dan berprestasi! Tapi, tahukah mereka Tuhan, Kalau diriku mempunyai segudang impian? Segudang cita-cita? Tuhan...Ketika aku terbangun di pagi hari, Diriku langsung diliputi segudang keinginan. Tuhan..Dari dulu aku selalu bercita-cita dan mempunyai cita-cita. Tuhan..Mampukah Engkau memberhentikan tangis kebodohanku? Tuhan...Mampukah Engkau mengabulkan segala impianku? Tuhan...Apakah cita-citaku terlalu berat buat-MU untuk mengabulkannya? Apa cita-citaku jelek dihadapan-Mu Tuhan? Tuhan, aku mau berkata tulus. Aku, Ingin membahagiakan guru-guruku. Membahagiakan, kedua orangtuaku, serta seluruh orang dimuka bumi ini. Tuhan, Berilah aku sebuah kebahagiaan abadi. Tuhan, Berilah aku cinta dan kasih sayang yang tulus kepada siapa pun. Berilah aku senyuman untuk orang-orang disekitarku. Tuhan...Tuhan...Ini mimpi yang ingin kuberikan pada-Mu. Andai Engkau berada disampingku, Lalu membacanya. Apakah Engkau mau mengabulkannya? Aku harap Engkau mau mengabulkan segala impianku. Tuhan, Cita-citaku memang sederhana. Tetapi, itu cita-cita berhargaku. Tuhan...Berilah aku kekuatan dalam menjalani kehidupan yang penuh persaingan ini, Berilah aku kekuatan hati agar aku tidak mudah patah semangat. Tuhan, Kamu begitu spesial dihadapanku. Maafkan kesalahan hamba-Mu yang penuh dosa  dan tak berdaya ini...Aku sungguh menyayangi-mu, Tuhan! I Love you, Always...
Regards
Hamba-Mu yang mencintai-Mu dan menyanjung-Mu dalam setiap keheningan shalat...


     
     
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar