Kamis, 20 Oktober 2011

Bank Sampah? Apaan, tuh?


    Pada hari Rabu, tepatnya tanggal 12 Oktober 2011, pukul 10. 15 WITA, bertempat di Aula SD Vidatra, digelar sebuah workshop tentang Sosialisasi Bank Sampah. Mungkin, sebagian dari kalian sudah pernah mendengar istilah Bank Sampah, namun sebagian lainnya mungkin belum pernah mendengar istilah tersebut. Maka, pada Hari Rabu tersebut, digelarlah workshop tentang Sosialisasi Bank Sampah guna untuk menyebarkan ke masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bontang, tentang sampah, cara-cara pengolahan sampah beserta cara-cara penanggulangan sampah. Acara yang berdurasi  sekitar dua jam itu, dihadiri oleh lima sekolah yang berada di Kota Bontang, seperti SD Vidatra, Bontang, SD 008 BU, SMP Vidatra, Bontang, SMPN 1 RSBI, Bontang, serta SMAN 2, Bontang.  Namun, karena SMAN 2 sedang berhalangan hadir, maka yang tampak di Aula SD Vidatra tersebut hanya beberapa siswa-siswi SD Vidatra, SD 008 BU, SMP Vidatra, dan SMPN 1, RSBI.  Empat sekolah tersebut mewakilkan beberapa guru dan murid dari sekolah asal. Seperti dari SD Vidatra diwakilkan oleh sepuluh murid, dan beberapa orang guru, diantaranya Bapak Turrachman dan Ibu Siti Rachmah. Sementara dari SD 008 BU, diwakilkan sembilan orang murid, beserta Bapak Subagio, sebagai pendamping. Dari SMP Vidatra, diwakilkan sepuluh orang murid beserta dua guru pendamping, yaitu Bapak Agung Purwadi dan Ibu Yuli Fitriyani. Dan, terakhir  SMPN 1 RSBI mewakilkan delapan orang murid, dan dua guru pendamping, yakni Ibu Jumiati dan Ibu Jumiati Duda. Acara pertama diisi dengan pembukaan yang dipimpin oleh Bapak Dimas Yuda Chrisnata, selaku MC dan anggota Badan Lingkungan Hidup Kota Bontang. Selanjutnya, acara kedua dilanjutkan dengan sambutan dari sekolah dan beberapa dinas.

    Sambutan pertama datang dari Ibu Yayu, selaku anggota Badan Lingkungan Hidup Kota Bontang. Menurutnya, sampah itu perlu didaur ulang karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta dapat mengurangi polusi. “Sampah itu perlu didaur ulang! Karena mempunyai daya ekonomis yang tinggi, dapat mengurangi polusi udara, serta dapat mengurangi SDM (Sumber Daya Manusia) yang mengangkut sampah-sampah tersebut,” imbuhnya. “Saya juga berharap, acara ini dapat terlaksana dengan baik dan mohon maaf, jika mungkin acara ini banyak kekurangannya,” tutup Ibu Yayu. Lanjut, sambutan kedua datang dari Bapak Gani Djaja, selaku guru dari SD Vidatra. Bapak Gani mengungkapkan, bahwa sampah itu harus kita olah dan jangan sampai Kota Bontang kotor hanya gara-gara ada sampah. “Saya berharap, acara ini dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan ilmu tambahan kepada murid-murid sekolah bahwa sampah itu dapat diolah menjadi sesuatu yang menarik dan juga dapat mengurangi polusi udara di Kota Bontang,” katanya. “Maka dari itu, Ayo kita olah sampah! Dan jangan biarkan Kota Bontang kotor hanya gara-gara ada sampah!” ucapnya tegas. Sambutan terakhir, datang dari Bapak Sabran, salah satu anggota Dinas Kebersihan Kota Bontang. Beliau mengungkapkan, bahwa, “Kondisi lingkungan kita, baik secara nasional maupun internasional memburuk, di karenakan adanya sampah yang menggunung. Kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat juga semakin membuat sampah bertebaran dimana-mana. Nah, maka dari itu, Dinas Pemerintah Kota Bontang, membuat suatu program atau semacam organisasi yang dinamakan Bank Sampah. Bank Sampah ini, bertujuan untuk mengurangi timbunan sampah dan menjadikan Kota Bontang, khususnya, menjadi Kota Bontang yang bersih, sehat, dan bebas dari timbunan sampah,” bebernya.

     Kemudian, sesi ketiga dilanjutkan dengan pemberian materi yang dijelaskan langsung oleh Bapak Safarudin, selaku anggota Yayasan Bina Kelola Lingkungan Kota Bontang. Materi-materi yang disampaikan dalam workshop tersebut adalah pengenalan istilah 3 R, yaitu Reuse, Reduse, dan Recycle atau dalam Bahasa Indonesianya menggunakan kembali, mengurangi, dan mengembalikan.  Lalu, setelah itu dijelaskan secara singkat tentang asal-mula Bank Sampah. Bank Sampah, ditemukan oleh seorang dosen yang bernama Bapak Bambang di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalau di Kota Bontang sendiri, diperkenalkan dan dibentuk pada Bulan Maret 2011 silam. Adapun tujuan-tujuan Bank Sampah sendiri yaitu agar terkurangi dan tertangani sampah-sampah yang semakin hari semakin menggunung di Kota Bontang. Menurut sebuah teori yang diungkapkan oleh Bapak Safaruddin, manusia menghasilkan 2, 5 liter sampah setiap satu harinya. Dan, bisa dibayangkan, jika dalam dua hari, tiga hari, bahkan satu minggu, sudah berapa banyak sampah yang dihasilkan oleh manusia? Sangat banyak, bukan? Maka dari itu, dibuatlah program atau organisasi yang bernama Bank Sampah, guna sebagai tempat alternatif supaya kita bisa lebih menyayangi sampah.  Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bank Sampah sendiri adalah, mencari sampah-sampah, mencuci sampah-sampah tersebut sampai bersih, mengguntingnya dengan rapi, lalu mulai mengolahnya menjadi barang recycle yang bagus dan antik, dan dapat menghasilkan nilau jual ekonomis yang tinggi. Di dalam workshop tersebut, dipertunjukkan berbagai macam barang recycle yang telah dibuat oleh tim Bank Sampah, seperti contohnya tas yang terbuat dari plastik-plastik bekas deterjen, taplak meja yang terbuat dari kain-kain bekas, miniatur sepeda, jas, dan lain sebagainya yang tak bisa disebutkan satu per satu. Benda-benda recycle tersebut sangat menarik, padahal itu terbuat dari barang bekas!
    Sudah banyak orang yang datang ke kantor Bank Sampah yang ber-alamat di Jl. Cumi-Cumi 3 No. 50, Kelurahan Tanjung Laut Indah, untuk menyumbangkan sampah-sampah bekas untuk diolah menjadi barang bagus. Kalian tertarik mencobanya? Silahkan, jika ingin mencobanya, kalian harus mengikuti persyararatan dan ketentuan dibawah ini:

Siapa yang dapat menabung?
  • Perorangan dari unsur Ibu-ibu, anak sekolah, dsb.
  • Perusahaan dan kalangan bisnis
Cara membuka rekening
Datang ke bank sampah (pada jam kerja yang ditentukan) dan mengisi formulir
Jam Kerja : Senin - Kamis
Pukul : 09.00 - 16.00
Syarat sampah yang dapat ditabung
  • Potongan rapi
  • Sudah dicuci
  • Bahan dari kemasan plastic yang cukup tebal (lihat daftar contoh)
  • Minimla 500 Gram
Contoh Kemasan yang dapat ditabung:
Molto, Kopi, Milo, popo ice, sabun cair, Isi ulang pengharum pakaian
dan segala macam botol plastik
Ketentuan
  • Harga per kg akan bersifat fluktuatif (tergantung jenis dan kualitas sampah) dan dinamis
  • Tabungan dapat diambil minimal dengan nominal Rp. 50.000,- dan harus menyisahkan saldo minimal Rp. 5.000,-
  • Bank berhak melakukan publikasi foto para nasabah sebagai Relawan Bumi
   Kemudian, sesi keempat dilanjutkan dengan tanya-jawab kepada para siswa seputar materi yang baru saja dijelaskan oleh Bapak Safarudin tadi. Fatimah Aulia Rahma, siswi kelas 7 SMP Vidatra, beserta Anugerah, salah seorang siswa kelas 6 SD Vidatra, berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Bapak Safarudin tanpa malu-malu. Dan, mereka berdua berhak mendapat sebuah cinderamata dari Bapak Safarudin, yaitu berupa gantungan kunci.  Wiih...selamat, ya!
     Kemudian, sesi kelima atau sesi terakhir, diisi dengan diskusi tentang materi yang barusan dijelaskan tadi, setelah itu dilanjutkan dengan penutupan.
    Jadi, sekarang sudah tahu, kan, Bank Sampah itu, apa? Mulai sekarang, kita semua harus lebih mencintai sampah. Buang jauh-jauh sifat kalian tentang menjijikannya sampah dan buang jauh-jauh pula sifat kemasalan kalian dalam membuang sampah. Jika kalian habis memakan sesuatu, jangan dibaung dahulu. Pikirkan untuk mengolahnya menjadi barang recycle yang seperti apa, buat se-menarik mungkin, itu akan membuat kita lebih menghemat sampah dan lebih menghargai dan mencintai sampah. Serta, dapat membuat sampah menjadi terkurangi dan tidak menggunung kembali.  Let's all, Change for the better!





1 komentar: