Sabtu, 13 Agustus 2011

About Friendship

 
Berjalan bersama sahabat di dalam kegelapan lebih baik dibanding berjalan sendiri di bawah cahaya.


(Hellen Keller, Penulis dan Aktivis, 1880-1968)
     Persahabatan adalah sebuah sesuatu yang begitu indah dan menyenangkan. Persahabatan lahir dari keyakinan dalam diri kita, untuk berkenalan dengan seorang teman yang menurut keyakinan kita begitu spesial dan begitu unik jika kita berteman dengannya dan mendalami sifat dan pribadilitasnya. Persahabatan adalah sebuah moment yang begitu berlika-liku, indah, dan ber-alur bagaikan jalannya kehidupan seorang manusia di bumi ini dan bagaikan sebuah novel yang amat ber-kepanjangan. Dalam persahabatan, Kita selalu merasakan rasa senang, bahagia, tertawa, gundah, kesal, sedih, amarah, dan emosi yang begitu kebal. Persahabatan itu tidak selamanya menyenangkan dan tidak selamanya menyedihkan atau membosankan. Persahabatan bersifat unik dan menyenangkan. Sahabat, adalah seseorang paling berharga dalam drama kehidupan kita. Wajahnya begitu unik, sehingga membuat mata kita tidak lelah menatapnya. Sahabat, bagaikan pelawak dalam hidup kita. Mampu membuat kita tertawa dan melepas hati dari kegundahan yang ada. Sahabat, bagaikan penyemangat dalam hidup. Selalu mendengarkan keluh-kesah kita setiap hari, menyemangatkan dengan nada yang khas dan begitu menggebu-gebu. Semangatnya untuk menyemangatkan kita begitu kuat. Sahabat adalah sesuatu yang amat berharga, Sahabat bagaikan segenggam pasir putih yang sangat sulit kita hilangkan dari drama kehidupan yang kita jalani. Sahabat adalah orang yang begitu menyenangkan dan begitu nikmat dalam kehidupan yang kita jalani. Aku mengatakan, Persahabatan itu adalah sesuatu yang paling membahagiakan dan begitu indah dalam memori kehidupan. Ya, itu memang benar! Persahabatan sangat sulit kita lupakan dalam memori otak, Bagaikan sebuah batu kecil yang sangat sulit kita keluarkan dari knalpot motor. Begitu berharganya sahabat, begitu manisnya persahabatan. Setiap hari, aku melihat. Melihat seorang nenek sedang tertawa di depan rumahnya sambil memandangi setiap helaian fhoto-fhotonya dahulu bersama sahabat-sahabat tercintanya. Tertawa, menangis...Adalah dua komponen yang mengalir dalam tubuh jika kita mengingat memori persahabatan yang kita alami dahulu bersama sahabat-sahabat kita. Ada saat-saatnya kita bahagia. Ada saat-saatnya kita bersedih. Ada saat-saatnya hati kita berkecambuk kepada sahabat. Benar-benar masa-masa yang indah dalam hidup! Sahabat, adalah seseorang yang begitu spesial dan begitu istimewa untuk kita. Orang lain menganggapnya biasa, Kita menganggapnya luar biasa! Ya, Sahabat benar-benar luar biasa! Orang paling luar biasa yang masuk dalam proses kehidupan kita, Orang yang begitu indah akan senyumnya dan leluconnya! Semua orang di dunia ini pasti memiliki sahabat. Aku yakin akan hal itu. Kecuali orang-orang yang pengecut, pecundang, dan kuper yang tidak memiliki sahabat. Mereka malu berkenalan dengan dunia luar, Mereka malu keluar rumah, Ke alam bebas, Mereka hanya menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah! Mereka memenjarakan diri mereka sendiri. Mereka menutup diri rapat-rapat dan tak akan memiliki sahabat. Karena malu. Karena takut. Sungguh, Aku amat membenci orang seperti ini! Pengecut, Pecundang, dan Kurang Pergaulan...
Kehidupan tanpa seorang teman bagaikan kematian tanpa seorang saksi…
Life without a friend is dead without a witness…
     Aku benar-benar setuju dengan kata-kata diatas. Kehidupan tanpa seorang teman bagaikan kematian tanpa sanksi. Coba, Kamu bayangkan jika kamu adalah seorang pengecut dan pecundang yang tidak memiliki sahabat dan teman. Lalu, kamu mati. Siapa yang akan menangisimu? Siapa yang akan menguburimu? Siapa yang akan menaburi makam-mu dengan bunga? Orangtuamu? Saudaramu? Atau, siapa? Tidak ada! Jika kamu mati, Pastilah dunia terasa sepi. Tak ada sahabat yang menangisimu, membuka semua memori tentangmu, memujimu, atau menaburi makam-mu dengan bunga. Dunia seolah terasa sepi. Kematianmu tak berguna. Tak membekas. Kematianmu sia-sia. Yang mengucapkan selamat tinggal hanyalah keluargamu dan saudara-saudaramu. Sahabatmu, tak ada. Jadi, dia tidak akan mengucapkan selamat tinggal kepadamu. Kematianmu bagaikan setangkai bunga mawar yang telah layu, lalu dibuang ke tempat sampah, dan tak dipedulikan lagi! Bayangkan sekarang, Kalau kita memiliki sahabat. Banyak sahabat. Jika kematian kita, Dia akan mengungkap memori tentangmu secara detail kepada seluruh khayalak. Dia akan memuji kehebatanmu selama ini, Dia akan mencium keningmu untuk terakhir kali, Menatap wajahmu untuk terakhir kali, mengucapkan selamat tinggal, lalu memberi banyak bunga mawar segar di makam-mu. Kematianmu sungguh ber-sanksi. Sanksinya adalah sahabatmu. Sahabat yang benar-benar begitu mengerti kamu dan begitu menyayangimu kapan pun, Walau dirimu sudah tiada...
SEKOLAH
     Sekolah. Ya, Sekolah. Sebuah bangunan besar, cukup luas, dan terlihat sederhana adalah tempat dimana kita menunjang ilmu. Menggali ilmu. Belajar lebih banyak tentang penghetauan dengan guru-guru hebat dan begitu luar biasa. Tapi, Tahukah kamu kalau sekolah adalah awal memulai persahabatan? Kita bertemu dengan wajah-wajah baru, Bertemu dengan teman-teman baru, lalu kita mulai mencari teman untuk kita ajak mengobrol, bermain, dan mengerjakan tugas bersama. Lalu, semuanya jadi berbeda. Kamu menjadi dekat dengan teman mengobrolmu itu. Lalu, saat itu kamu memutuskan bahwa itu adalah sahabatmu. Lalu, kamu berdua memulai persahabatan yang nikmat dan menyenangkan.
            Hari-harimu kamu habiskan bersama sahabat sebagian besar di skeolah. Kamu sebangku dengan sahabat, mengobrol bersama sahabat saat jam pelajaran sehingga dimarahin oleh Bapak/ Ibu Guru yang mengajar, usil-usilan mengerjai guru, mengerjakan latihan bersama-sama, balap-balapan, ke kantin bareng, tertawa bareng, dan kongko santai di koridor kelas. Saat-saat persahabatan memang menyenangkan. Apalagi jika kita menghabiskannya di sekolah. Tempat untuk menimba ilmu sekaligus mempererat persahabatan yang sedang kita jalani...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar